Minggu, 17 Februari 2013

Agribisnis & Iman Kristen


Agribisnis merupakan kegiatan ekonomi pertama, tertua dan terbesar dalam sejarah peradaban manusia, sejak dari taman Eden sampai masa sekarang. Bukti-bukti sejarah Arkeologi, sejarah dalam Alkitab menunujukkan bahwa tidak ada peradaban manusia di bumi ini yang tidak terkait dengan Agribisnis.
Dari segi Evolusi ekonomi, Agribisnis dimulai dengan pertanian eksploitatif (hanya memanen yang disediakan Allah), kemudian berevolusi menjadi pertanian subsistem (membudidayakan hanya untuk kepentingan keluarga) dan selanjutnya berkembang menjadi pertanian komersial (on-farm) termasuk didalamnya pertanian tananman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Pertanian yang kita kenal saat ini adalah pertanian komersial.
Pada pertanian komersial, ditandai dengan perkembangan kegiatan ekonomi yang menghasilkan bibit, pupuk, pestisida, alat dan mesin (Agribisnis hilir/down-stream agribusiness) seperti perdangan transportasi, infrastruktur, perbankan, litbang, pendidikan, kebujakan pemerintah. Semua hal ini disebut agribisnis.
Meskipun berkembang mulai dari pertanian eksploitatif (Taman eden) sampai menjadi agribisnis ( masa sekarang), agribisnis itu tetap berbasis sama yakni bentuk/wahana permanenan energy (terang) dalam ruang ciptaan /anugerah Allah (Kej 1:1-25). Hal yang berubah hanyalah cara/metode/teknologi permanenan dan pemanfaatan hasil penenan. Dan yang berubah tersebutupun sebenarnya hanya aktualisasi kemampuan manusia sejak awal sudah diciptakan Allah (Kej 1:26-27) yang dewasa ini dikenal dengan sebutan kromosom/DNA. Dengan kata lain perkembangan agribisnis mulai dari Taman Eden sampai sekarang ini (dan akan datang) merupakan perwajantakan Allah yang Alfa dan Omega.
Multifungsi Agribisnis
                Pada dasarnya agribisnis memiliki banyak fungsi dalam kehidupan manusia dan banyak fungsi (multi fungsi) tersebut sudah diciptakan Allah sejak masa penciptaan.
Pertama, penghasil penyedia pangan, sandang dan papan. Sepanjang kehidupan manusia sampai saat ini, hanya agribisnis yang berkemampuan penyedia bahan pangan, sandang dan papan bagi kehidupan manusia. Dan saya percaya, sampai kapanpun hanya agribisnis yang berkemampuan menyediakan bahan pangan (termasuk obat-obatan), sandang (pakaian, alas kaki, dll) maupun papan (serat Alam)
Kedua, penghasil energy. Sumber energy utama dari alam semesta adalah diciptakan Allah yakni terang. Dan menurut hokum kekekalan energy, energy tidak dapat diciptakan dan dihilangkan, hanya dapat berubah bentuk. Tumbuhan/tanaman merupakan suatu mekanisme permanenan energy tersebut melalui mekanisme fotosintesis tumbuhan dan respirasi tumbuhan, hewan dan manusia dan menyimpangnya dalam bentuk bio energy. Semua hasil/produk agribisnis pada hakekatnya merupakan bentuk-bentuk energy.
Ketiga, Agribisnis juga merupakan wahana pelestarian modal social (social capital) seperti adat-budaya, norma-norma, pengetahuan/kebijakan local (local wisdom). Penggunaan istilah agriculture (agri and culture) sebagai pertanian, mencerminkan bahwa prtanian dan budaya sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Dari modal social agribisnis inilah kemudian dikembangkan menjadi manejemen modern. Kelembagaan hobon yang dikenal pada pertanian Tano Batak di modernisasi menjadi kelembagaan lumbung modern (warehouse system). Kelembagaan mamola pinang dimodernisasi menjadi system usaha patungan (joint venture) yang dikenal pada manajemen modern. Budaya Haroan Bolon dimodernisasi menjadi manajemen networking dan marketing M to M.
Keempat, Agribisnis berfungsi ekologis. Tumbuhan/tanaman dianugrahi kemampuan pelestarian ekosistem, khususnya siklus karbondioksida (CO2), Oksigen (O2) dan air (H2O). Melalui fotosintesis tumbuhan CO2 dari atmosfir bumi diserap tanaman dan disimpan (sebagian besar) dalam bentuk tubuh dan produksi tanaman. Sebagian lagi dilepas ke atmosfir bumi melalui pernapasan/respirasi tanaman. Dan secara neto (fotosintesa dikurangi respirasi) semua tanaman adalah penyerap CO2.
Pada proses fotosintesis tanaman tersebut juga menyerap air (H2O) dari tanah dan dilepas ke atmosfir melalui proses pernapasan tanaman. Air yang dilepas tanaman pada saat pernapasan melalui mekanisme hidrologis berubah jadi awan dan akhirnya menjadi air hujan. Selain itu, pada proses pernapasan tanaman juga diserap oksigen (O2) dan sebagian dilepas melalui proses fotosintesi. Demikian seterusnya siklus CO2; O2 dan H2O dapat terlestarikan dari generasi ke generasi. Jadi seluruh tanaman di bumi ini merupakan bagian utama (satu-satunya) yang diciptakan Allah untuk melestarikan siklus CO2, O2 dan H2O siklus tersebut sangat vital bagi kehidupan di bumi.
Terjadinya masalah pemanasan global (Global warming) yang kita hadapi saat ini terkait dengan masalah siklus CO2 tersebut. Secara alamiah (diciptakan Allah), pada atmosfer bumi didapat konsentrasi CO2 alamiah yang membuat nyaman dan aman kehidupan di bumi. Konsentrasi CO2 alamiah tersebut berfungsi untuk menyerap radiasi inframerah sinar matahari dan memperangkap (menahan) sebagian pantulan sinar matahari dari permukaan bumi nyaman untuk kehidupan.
Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya konsentrasi CO2 atmosfir bumi melalui konsentrasi alamiah akibat peningkatan emisi CO2 terutama dari penggunaan  energy fosil (BBM). Akibatnya, panas matahari yang terperangkap di atmosfir bumi makin besar sehingga temperature atmosfir bumi meningkat. Kenaikan temperature udara atmosfir bumi inilah yang menyebabkan kekacauan udara (angin), anomaly iklim (perubahan pola hujan, pola kekeringan) yang disebut sebagai perubahan iklim global (climate change).
Solusi untuk mengatsi pemanasan global tersebut hanya dua cara yaitu kurangi penggunaan BBM fosil (dang anti dengan biofuel) dan perbanyak menanam tanaman dan disimpan dalam tubuh tanaman dan dirubah menjadi pangan, sandang, papan dan biofuel. Dengan kata lain solusinya adalah agribisnis.
Kelima, Agribisnis merupakan mekanisme peradaban yang melestarikan multifungsi tersebut (penyedia sandang, pangan, papan, biofueld dan ekologis) dari generasi ke generasi. Kita berterimakasih pada pendahulu kita yang telah mengembangkan agribisnis sehingga generasi kita saat ini masih dapat menikmati pangan, sandang dan papan, biofuel dan ekologis/lingkungan. Dan dengan mengembangkan agribisnis oleh generasi saat ini, sama artinya untuk melestarikan pangan, sandang, papan dan biofuel dan ekologis bagi generasi berikutnya (anak cucu kita). Selain agribisnis, tidak ada mekanisme lain yang dapat melestarikan multifungsi tersebut.
Makna Teologis/Iman Kristen
                Dari susut ilmu pengetahuan, ilmu-ilmu agribisnis sangat dekat dengan ilmu teologia (Queen of Science). Bila teologila adalah ratunya ilmu, maka ilmu-ilmu agribisnis (menurut saya) adalah anak langsung dari ilmu teologia. Setelah ilmu-ilmu agribisnis (fenomena dalam tanaman dan hewan) yang diterima sebagai teori, yang sebetulnya bias dipahami (jawabanya) ada dalam teologia/iman.
                Dari sudut teologis/iman Kristen, makna agribisnis sebagaimana dikemukakan diatas adala sebagai berikut.
Pertama, Agribisnis merupakan wahan permanenan anugrah Allah ( Kej 1:1-30). Proses permanenan Anugrah Allah memang menjadi makin sulit karena dosa (Kej 3:1-24).
Kedua, Agribisnis merupakan bukti dan sekaligus cara/mekanisme Allah mengasihi manusia sejak manusia pertama, sampai saat ini dan dimasa yang akan datang. Beragam bahan pangan, sandang, papan dan biofuel yang dinikmati manusia dari zaman ke zaman merupakan bukti nyata bahwa Allah konsisten mengasihi manusia dan sekaligus cara Allah mengasihi manusia. Salah satu cara mengenal Allah adalah mendalami agribisnis (sola scriptura).
Ketiga, Agribisnis merupakan cara/mekanisme pelestarian harmoni Taman Eden dari generasi ke generasi. Taman Eden merupakan kebun Plasma nutfah (biodiversity) pertama dan induk dari seluruh keragaman hayati dan ekositem yang kita saat ini. Seandainya agribisnis tidak dikembangkan sejak dahulu, kasih Taman Eden tidak pernah kita nikamati saat ini dan bahkan manusia juga sudah punah.
Pada saat ini masyarakat dunia sedang mengalami krisis pangan, krisis energy, krisis air, krisis lingkungan (pemanasan global, anomaly iklim), itu karena sudah terlalu jauh meninggalkan agribisnis. Dan solusi atas kisis tersebut kembalilah mengembangkan agribisnis dan menghargai agribisnis.

Disampaikan: Pada di Seminar Jubelium HKBP 150 Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar