Senin, 18 Februari 2013

CONTOH PROPOSAL KARYA TULIS AKHIR


Bagi Temen-temen yang ingin menyusun Karya Tulis Akhir, disini akan saya uraikan bagaimana menyusun proposal Karya Tulis Akhir tersebut. Semoga bermanfaat..Syalommm!!!!!

BAB I
PENDAHULUAN

I.                   Latar Belakang Masalah
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil dari kegelapan untuk masuk ke dalam Kerajaan Yesus Kristus (Kolose 1:1-13). Lebih dari itu, gereja adalah orang-orang yang dipanggil untuk bersekutu dengan Allah dalam Yesus Kristus (bnd 1 Yoh 1:3). Yesus datang ke dunia ini untuk mendirikan jemaat-Nya dengan menyelamatkannya dengan darahNya (bnd Matius 16:14; Kis 20:28; Efesus 5:25).
Penginjilan merupakan kewajiban semua orang percaya pada umumnya. Gereja menjadi tempat atau wadah untuk pembimbingan berikutnya sehingga orang yang baru bertobat selalu mendapat siraman rohani. Anak-anak  merupakan generasi penerus gereja. Seperti dalam Alkitab dikatakan dalam Mazmur 34:2 “Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu”.
Kemajuan tehnologi sekarang ini nyata dan haruslah diimbangi dengan dasar kerohanian yang kuat dalam diri anak-anak sebagai generasi penerus gereja. Jika anak-anak tidak diberi dasar yang kuat tentang pengenalan akan Allah, bagaimana kehidupan mereka kelak? Hendaklah pemikiran gereja dan orangtua dalam hal berjuang untuk memperebutkan jiwa anak yang telah hilang dan mempertahankan anak-anak yang masih ada dalam lingkaran iman.
Pelayanan gereja, salah satunya Sekolah Minggu berperan penting dalam memenuhi kebutuhan anak. Penulis akan memaparkan beberapa usaha dan peranan yang dilakukan gereja dalam meningkatkan spritualitas anak.[1]

II.                Identifikasi Masalah
Kemajuan yang dicapai manusia dalam teknologi informasi memungkinkan setiap orang untuk memperoleh informasi dengan sangat cepat. Oleh sebab perkembangan dalam bidang teknologi informasi, dunia ini seolah-olah sangat kecil sebab sudah dapat dijangkau oleh informasi dalam waktu sekejap.
Dari pengamatan para ahli, tantangan yang dihadapapi akibat kemajuan teknologi ini akan sangat besar, sekalipun banyak hal-hal positif yang kita peroleh, namun tetap menimbulkan masalah bagi masyarakat umum.[2]
Hampir semua orang tua, pemuda, remaja dan anak-anak terkena dampak dari majunya teknologi ini. Secara khusus kepada anak-anak yang dengan mudahnya untuk mengakses informasi. Jika anak-anak tidak tidak mendapat bimbingan dari orang tua maka anak akan dengan mudah untuk mengakses seluruh informasi dan fitur-fitur yang ada di dalamnya sehingga dapat mempengaruhi perkembangan anak.[3]
Penulis akan memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, pada zaman era globalisasi saat ini, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi anak, oleh sebab itu  penulis akan mencoba memaparkan faktor apa yang mempengaruhi perkembangan anak. Beberapa faktor tersebut ialah sebagai berikut:
1. Media Elektronik
A. Televisi
Menonton televisi merupakan hiburan dan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Terutama flim kartun mambuat anak menjadi sering menonton dan anak akan terganggu untuk pergi beribadah. Banyak film kartun yang sebenarnya tidak layak ditonton oleh anak-anak kerena mengandung unsur-unsur seksualitas ataupun kekerasan fisik. Dan banyak tayangan-tayangan yang tidak dapat untuk ditonton anak-anak, Misalnya perkelahian, dan flim dewasa. Tayangan semacam ini sangat mempengaruhi perilaku anak apalagi jika anak tidak di awasi dalam menonton.
            Sering sekali, saat ini televisi sudah berubah fungsi. Televisi bukan lagi sekadar tontonan melainkan sudah menjadi pengasuh anak-anak. Menurut buku Edy Sulistyono mengatakan bahwa banyak orangtua yang kurang menyadari dampak buruk yang terjadi jika melakukan demikian (Asal Anak Tenang dan Diam).
            Televisi tidak dapat disalahkan karena eksistensinya. Yang perlu diubah adalah ragam tayangannya. Di samping ragam acara, badan sensor pertelevisian harus lebih ketat menyaring acara yang baik dan mengandung unsur pendidikan bagi anak. Televisi juga jika di lihat dari sisi positifnya bahwa televisi juga sebagai salah satu media komunikasi, jika kita dapat memilah-milah tayangan yang baik bagi anak.
Hal yang terpenting adalah adanya pembatasan waktu agar anak dapat belajar dan melakukan kegiatan yang lain. Dengan demikian, diharapkan anak-anak akan bertumbuh dengan moralitas yang baik di tengah terpaan kemajuan teknologi.

B.  Internet
            Internet merupakan satu bentuk perkembangan teknologi yang berkembang pesat saat ini. Perkembangan ini dapat dilihat dengan menjamurnya tempat untuk berinternet  atau warung internet. Dan mungkin para pengelola warnet berlomba-lomba untuk menarik perhatian para konsumennya agar nyaman berada di tempat tersebut.
            Internet sering sekali ditemukan di sekolah-sekolah. Dengan tujuan adalah para siswa dapat mengenal dan menggunakannya untuk mencari informasi yang terkait dengan tugas sekolah. Namun, tentu saja tidak tertutup kemungkinan adanya hal negative yang mengiringinya, seperti pornografi, penipuan, kartu kredit, dan beberapa contoh lain seperti yang sering diangkat oleh media.
             Menurut penulis bahwa mengajarkan internet untuk anak-anak usia enam sampai dua belas tahun bukanlah hal yang terlalu dini. Materi internet untuk anak  dalam segala usia telah tersedia lengkap. Dengan mengajarkan internet pada anak, misalnya dengan membiasakan anak mencari informasi melalui internet atau memanfaatkan email sebagai media komunikasi, sedikit banyak dapat menumbuhkan satu hal positif dalam pemikiran anak.
            Jadi sebenarnya, ketakutan untuk mengajarkan internet pada anak adalah sesuatu yang tidak perlu terjadi. Hal yang terpenting adalah bimbingan yang tepat untuk anak. Internet mempunyai dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, internet dapat mengembangkan wawasan anak. Di sisi lain, internet dapat juga menjadi penghancur kehidupan anak jika anak tidak mendapat bimbingan dari orangtua.

2. Media Cetak
A. Buku dan Komik
Masa anak-anak adalah masa perkembangan dalam berfikir dan bertindak. Sering kali anak-anak bahkan tidak berfikir panjang dalam melakukan segala sesuatu. Tidak mudah untuk membuat mereka menyukai buku pelajaran atau pengetahuan jika sudah terbiasa dengan komik. Dengan hal itu, anak akan mengikuti cerita komik yang digemari oleh temannya karena tidak mau dikatakan ketinggalan zaman.
            Komik dan buku pelajaran identik dengan anak sekolah. Bahkan bagi beberapa anak sekolah, buku-buku seperti sudah mendarah daging. Komik lebih identik dengan anak-anak usia Sekolah Dasar, sekalipun beberapa remaja bahkan kaum dewasa juga membacanya. Alasan terbesarnya adalah komik mudah dicerna oleh anak-anak karena penuh dengan gambar-gambar yang menarik. Sebagian besar anak Sekolah Dasar lebih banyak membaca komik di rumah sedangkan remaja cenderung membacanya di sekolah.
            Berada di sekolah selam 6-7 jam tentunya terkadang anak akan merasa penat. Salah satu cara untuk menghilangkan kepenatan mereka adalah membaca komik. Rata-rata kebiasaan membaca komik dari kecil akan terbawa sampai remaja.
            Ada orang berpendapat bahwa membaca komik untuk melepas penat bukanlah masalah. Namun, jika anak sering melarikan diri dari rasa penat dengan membaca komik, tidak mustahil anak tersebut akan melupakan menu utama membaca buku pelajaran. Selain itu, anak yang gemar membaca komik biasanya akan cenderung menyendiri dan jarang bergaul. Karena anak yang sudah kecanduan membaca komik, biasanya lebih sering menyendiri. Anak juga akan menghabiskan banyak waktunya di kamar atau tempat sepi agar dapat membaca komik dengan tenang tanpa gangguan.
            Secara tidak langsung komik juga akan mempengaruhi karakter anak. Komik yang mendidik dapat membuat anak menjadi lebih baik karakternya. Hal yang paling membahayakan adalah kebiasaan anak untuk membaca komik yang mengandung unsur kekerasan maupun hal-hal yang sebenarnya hanya layak dibaca orang dewasa.


3. Media Games
            Playstation dan game online merupakan hasil perkembangan teknologi di bidang multimedia. Karena fungsinya yang begitu kompleks, multimedia juga banyak dikembangkan untuk permainan atau yang disebut game multimedia. Keberadaan multimedia sama dengan internet, bukan saja berada di kota besar, melainkan tersebar di kota kecil dan peminatnya juga cukup banyak, terkhusus pada kaum anak-anak pada saat ini mempunyai minat yang sangat besar dalam permainan games multimedia.
            Sering sekali pada zaman sekarang ini, anak-anak lebih banyak waktunya untuk bermain di warnet, dan bentuk permainannya adalah video game dan playstation, tentu ini akan berpengaruh bagi kehidupan anak-anak. Dan ada juga pengaruh lainnya, jika anak sudah bermain video game anak-anak jadi malas untuk pergi atau bergaul dengan temannya. Pada saat ini, banyak permainan yang dilakukan anak-anak melalui multimedia dan melalui video game, seperti permainan petak umpet mereka bermain melalui video game dan play station. Tentu hal ini membawa pengaruh  besar terhadap anak-anak.[4]
Menurut pemahaman buku Edy Sulistyono, Lembaga penelitian Nasional Institute on Medic and family mengeluarkan peringatan bahwa ada beberapa jenis game yang berbahaya bagi anak-anak, yaitu:
1.         Blit 2: The Leuge II
Game ini adalah olahraga football yang mengandung unsur kekerasan fisik, mengingat football bukanlah jenis permainan bagi anak-anak. Hal yang paling ditakutkan mengenai permainan ini adalah pengaruhnya bagi perkembangan emosi anak, dan anak akan tidak tertutup jika anak memainkan game ini, maka anak akan menjadi temperamental.
2.         Dead Space
Ini adalah Game horror. Karakter utama yang dimainkan harus berkelahi dengan monster, dan hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi rasa takut dan gelisah dalam melakukan sesuatu.
3.         Fallout 3
Game role-playing. Permainan ini sering mengakibatkan kekerasan. Dampak kepada anak yaitu anak akan mengalami kehancuran di dalam kehidupan anak.
4.         Far Car 2
Game ini menunjukkan pertempuran di sebuah desa. Dalamnya terdapat adegann saat pemain menggunakan perahu melakukan zig-zag melewati jurang. Jika hal ini sering dimainkan anak-anak maka anak-anak memunculkan pandangan tentang nilai keberanian yang salah. Besar kemungkinan saat dewasa kelak, anak akan mengendarai kendaraan dengan metode zig-zag tanpa berfikir kemungkinan ada jurang. Tentu keberanian semacam ini adalah keberanian sembrono yang harus dihindari.
            Ke-empat permainan tersebut adalah beberapa permainan yang harus diwaspadai oleh orangtua, supaya perkembangan anak dapat menjadi lebih baik dan spritualitas anak dapat utuh dan tidak akan meerosot oleh kecanggihan zaman sekarang ini.

4. Melalui Lingkungan
            Pada umumnya manusia pasti membutuhkan kebebasan dalam hidupnya. Hal ini juga pada anak-anak, kenapa kebebasan itu dibutuhkan setiap manusia? Karena kebebasan itu merupakan hak bagi setiap orang. Secara khusus bagi setiap anak, kebebasan itu tidak hanya ada di dalam keluarga  tetapi juga ada di tengah-tengah lingkungan di luar dari keluarga itu sendiri. Kebebasan yang dialami oleh anak-anak sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan anak secara fisik dan intelektual. Oleh karena itulah kebebasan pada lingkungan yang ditempati anak sangat mempengaruhi  perkembangan kepribadian anak. Potensi atau bakat pada diri anak bisa berkembang pada lingkungannya karena apa yang dilihat di lingkungan, itu bisa menimbulkan inspirasi tersendiri bagi anak tersebut untuk mengembangkan bakat tersebut.
            Lingkungan yang dapat mengembangkan kepribadian anak haruslah lingkungan yang dapat membawa anak kearah yang lebih baik, karena apabila lingkungan yang tidak baik, maka perkembangan anakpun tidak baik. Pada umumnya anak bisa belajar dari lingkungan mulai dari sejak lahir, artinya sejak lahir anak sudah mulai menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yang ditempatinya. Contohnya : Apabila tempat itu baik, bersih, indah, maka hasil yang dapat dihidupi anak akan lebih baik, bersih, indah dan anak akan terbiasa dengan lingkungan yang baik serta kepribadiannya akan lebih baik. Dan sebaliknya, apabila lingkungan itu tidak memiliki kerapian, kebersihan, serta keindahan maka anak yang tinggal di dalamnya pun akan hidup di dalam kegelisahan dan akan terbiasa dengan lingkungan yang kotor.
            Proses-proses perkembangan anak dalam lingkungan ini biasanya bertahap-tahap. Mulai dari sejak dini, proses perkembangan itu selalu berubah-ubah. Dan pada umur empat tahun anak-anak sangat lazim untuk keluar dan pergi kemana-mana untuk mencari teman-teman yang baru, menghabiskan waktu, mengembangkan bakat, mempelajari banyak hal-hal yang baru yang menggairahkan dan memberi semangat bagi anak dalam meningkatkan keinginan anak. Oleh sebab itu anak tidak bisa di didik hanya dalam rumah saja, tetapi juga mengembangkan kepribadian anak dalam lingkungan.
            Apabila anak  hanya dibina dan dikembangkan di dalam rumah maka peningkatan pemikirannya pun akan sangat terbatas dan berkpribadian kurang mantap. Contohnya: apabila anak di dalam rumah saja, yang terjadi adalah kemanjaan, mudah menangis, menuntut hal-hal yang luar biasa, tidak mudah bergaul dengan orang lain diluar keluarganya.[5]
Dengan demikian, sebaiknya orangtua berperan aktif dalam membimbing anak kearah yang lebih baik terutama dalam zaman yang semakin maju sekarang ini. Meskipun banyak pergumulan hidup orangtua, mereka harus membina spiritual anak mereka dengan baik yaitu dengan menyuruh mereka ke gereja dan menyuruh tanpa memberikan sesuatu tekanan kepada anak untuk mengikuti semua kegiatan yang dilakukan oleh gereja.

III. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya ruang lingkup masalah maka dirasakan perlu menentukan batasan permasalahan agar tetap fokus pada topik permasalahannya. Di atas penulis telah memaparkan apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Penulis tidak mau keluar dari topik yang telah diuraikan di atas.
Disamping itu penulis juga akan melakukan penelitian ke salah satu gereja HKBP sebagai lampiran Tulisan ini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pencerahan ataupun memberikan suatu gagasan atas permasalahan yang terjadi terhadap anak dalam lingkungan masyarakat. Di bawah ini penulis akan menguraikan manfaatnya bagi lembaga, diri pribadi dan bagi orang lain.






[1]  R.J.Porter, Katekisasi Masa Kini, Yayasan Komunikasi Bina Kasih (YKBK, Jakarta)  hal. 151
[2] Jamilin Sirait, “Terpanggil Untuk Memperbaharui”, (Pematang Siantar : L-SIRANA), hlm 24
[3] Ibid, Jamilin Sirait, hlm 21
[4] Paul Gunadi, Televisi, Video Game dan Anak, (Malang : Literatur SAAT, 2010) , hlm. 20-24
[5] Singgih. D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, ( Jakarta: BPK-GM, 1998), hlm. 37-38
http://salsacra.blogspot.com/"ContohProposal"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar